Selasa, 20 September 2011

Ratu Kumpiangku

Ida Bagus Putu Telaga begitulah biasa disebut oleh penggemarnya yang membanggakan ke piawaiannya dalam berkesenian, Seni yang digelutinya adalah Seni Tari, Seni Suara baik dalam seni pearjaan, Seni Janger maupun dalam bidang Geguritan. Waduh sayang sekali pada Jaman dahulu tidak ada yang suka mengabadikan hal tersebut, syukur bisa ketemu satu foto ini; Konon khabarnya Beliau berusia sampai 100 Tahun lebih. Saya sadar punya Ratu Kumpiang setelah sekitar kelas 4 SD karena pada waktu itu saya sering dimintai tolong untuk mengambil mengkudu yang jatuh dari pohonnya. Beliau  seneng ngajeng mengkudu yang sudah mateng katanya enak padahal kalau dicium baunya tidak enak. Katanya nanti kalau dapat mengkudunya akan diajari "mesatua" karena saya suka sekali mendengarkan Beliau mesatua saya lari mencarikan mengkudu itu.
Mesatua biasanya  dilakukan setelah makan malam jadi sang pendengar keburu mengantuk jadi tertidur di kakinya. Keesokan harinya ditanya Geg sampai dimana satuenya kemaren ha....ha  lupa .....datang dari Sekolah di ulang lagi ga boleh siang-siang mesatue nanti Nasi Dedarinya gosong alias hangus waduh alamat harus nunggu habis makan malam lagi ....... itulah konskwensinya  yang harus di terima
maunya sih direruskan cerita ini apaboleh buat kini sayapun mengantuk 
inipun cerita jadinya tak beralur 
dasar kumpinya sastrawan 
dari:
Ratu Kumpiang
Pekak I Wayan Danu (anak pertamanya)
I Nyoman Mahatma ( Cucu laki-laki tunggalnya )

Ni Wayan Sukeni / I Jegeg(Kumpi perempuan tunggalnya)
Kumpinya

Ya ampun ngelantur maaf ya pembaca kalau ada waktu ku edit lagi selamat membaca


Sabtu, 17 September 2011

Melali ke Kuta



 Senang sekali bisa punya kesempatan mrngajak Bapak-Ibu Jalan-jalan di tua usianya. Saya anak pertamanya yang sibuk mengambil foto pada perjalanan ini cukup menyenangkan. Sedikit repot mengangkat Bapak ke Mobil tapi berkat bantuan Bapak ketut Moja suami tiange .......... yeeeeeeee bisa ternyata kelihatannya susah sebelumnya ..... setelah dijalankan yeeeee bisa juga. terimakasih sang waktu yang memberikan kesempatan....... harapan sih besar untuk sehat kembali Bapak agar bisa menyaksikan perkembangan Keluarganya yang sudah beranak-pinak........... hmmmmmm bahagia .Astungkara
 Wah kagum melihat perkembangan Kuta kini.......... semakin jelita dimata wisatawan katanya........
 Jalan lagi sampai sore ya Jeeeee ............pang tawang keknken luungne ...........Bapak dot nyingakin Sun set. Pokokne Bapak dot segerne...............wah dalam hatiku semoga ada keajaiban........ Oh dulu dimasa kuliah tiange pun berjasa nganter jemput tiang Tembau-Sanur.............Dumogi yukti bapak tiange seger.

Ha...ha seneng sekali di dorong

 Ha..haa sekadi Wisatawan Mancanegara

 Wah akhirnya Tiang dapat juga kesempatan di foto bersama bapak Ibu...... anaknya kini pun 50 Tahun hmmm Bapak-Ibunya berapa gih? Umur ten penting yang penting dapat bekerjasama dengan sang waktu
 Ibu adalah kaki tangannya Pak Mahatma kini yang begitu besar pengorbanannya untuk Sang Suami, mendampingi tabiat suami yang sedang sakit........... semua pembaca thulah betapa cerewetnya menjadi orang ang menderita sakit...... Tabah itulah karakter Ni Nyoman Rempen Ibuku seorang Ibu Jempol. Terimakasih ya Ibuku sayang.
 Ha...ha kakinya selalu seperti itu capek katanya dibawah terus.... maaf ya
Ibu Ni Nyoman Rempen, Bapak Mahatma, Bapak Ketut Moja dan Ade Wulandari
 Dija pasih Kuta ne? katanya lalu Pak Moja menunjuk ke arah kerumunan orang banyak  ....oh to beh.....
 Nah sube peteng mai mulih.............. ajak Bapak meli sup kepala Ikan  ya.....................
 Ibu yang dipikirkan hanya pekerjaan Rumahnya saja ............ach meme seharusnya metanding Sorohan.....ha...ha semoga Memeku tetap semangat dan tabah.
Nah akhirnyakami bisa menemukan tempat yang bisa untuk Kursi Roda
Ainggih pembaca jangan dihiraukan tulisan kata-katanya ya........yang penting mengerti  Suksema.......Sukeni

Senin, 22 Agustus 2011

Bunga kesukaanku


Sebenarnya banyak banget bunga-bunga yang ku sukai 
dari bunga ini ku melihat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa, warna putih yang di hiasi warna kuning di tengahnya oh ......oh dulu waktuku kecil pernah sekali ku menunggu bunga kesayanganku mekar..... namun ku tak kuasa menahan kantuk..... akhirnya ku terlelap dalam tidurku......oh..........keesokan harinya di pagi hari ku bergegas menuju ke tempat Bunga kesayanganku tumbuh, apa yang terjadi ? ternyata bungaku mengembang 
ohh....oh menyesalnya aku 
setelah ku ceritakan kepada teman-temanku, aku dibilang sinting
lagi-lagi sinting  
Teman-temanku bilang di Dunia ini semua ada batasnya, pagi, siang dan malam  bahkan lautanpun ada batasnya........... nah disini baru aku belajar berfikir dan mengembangkan pemahamanku tentang hidup, tentang yang memberi kehidupan dan lain sebagainya
tanpa kusadari dari hatiku ku merasakan bahwa aku mulai belajar bersyukur atas hidupku 

Terimakasih Hyang Widhi atas karuniamu yang melimpah 

Terimakasih

Minggu, 14 Agustus 2011

Kakek Danu dalam wajah barunya

Kakekku gagal menjadi Ida Bagus akibat keteledoran Ratu Kumpiangku menikahi Ni Kerong Kumpiku yang menyebabkan namanya menjadi I Wayan Danu yang berasal dari kata Ida Anu (Anu = tidak jelas )
dulu waktuku kecil diriku ditimang dan dikasihi penuh sayang tapi kini setelah lama meninggalkan Dunia ini(Almarhum) kini giliran diriku yang menimang-nimangnya dalam raga barunya (Punarbhawanya)
dalam dirinya Voice.




Merayakan ULTAH Gachey Danu di Grya

Kesehatan Bapak Nyoman Mahatma berangsur-angsur baik........... setiap tanggal kelahiran anaknya Ia selalu ingat walaupun anaknya jauh di Negeri Orang ( Denmark) tapi Ia selalu menceritakan A-Z tentang anaknya yang berulang Tahun dan mengingat berapa umurnya........

kini Ia sudah bisa turun dari tempat tidurnya dan duduk di Kursi Rodanya seperti ini:


Pak Mahatma Telaga

Bersama Kumpi kecilnya dari cucu pertamanya

Pak Mahatma bersama Putri Sulungnya, Rangga Yoga dan Ade cucunya

Ade cucu setianya dan sangat baik, suka menolong sang Kakek

Dwi cucu kedua dari anak kedua

Di sela-sela kesibukan Dwi masih sempat bermanja-manja dengan Kakek

Kasih sayang keluarga adalah obat mujarab bagi yang sakit

Ade mencium kakeknya penuh kasih

Anak sulung hanya bisa sekali-sekali mengunjungi Sang Ayah

Anom juga sayang sama kakek
Ternyata obat yang paling mujarab bagi sang sakit adalah Doa, dukungan penuh cinta dan kasih sayang........biaya nomor sekian. Kenapa? Karena bila sang sakit di cintai banyak orang otomatis tak terhitung kelimpahan berkahNYA datang lewat tangan-tangan Sang Pencinta........... aha......ha cukup dulu ya pembahasan tentang Cinta di hari Ultanya Gachey danu adik ke empatku. Selamat Ultah adikku sayang semoga harapan dan Doamu semua menjadi kenyataan.
Sukeni dan Sutengsu mendoakanmu. SUKSES ya.................

Minggu, 31 Juli 2011

Jaro

Ini jaro tunggal
Jaro
Jaro adalah tempat hidangan
Dalam Upacara-upacara besar biasanya hidangan biasa disajikan di atas Jaro.
Utamanya Hidangan Banten, untuk Pendeta maupun  para tamu kehormatan.Hanya itu yang diketahui apakah ada yang lebih tahu dari pada itu? Berbagi dong......
Dua Jaro diatas Dulang kayu

RENUNGAN

Sesungguhnya waktu tak terbatas dalam hidup
Asalkan bisa mengisi dengan kegiatan yang baik sesuai dengan bakat minat yang digemari pasti mencapai sukses tetapi kalau ingin berhasil untuk mencapai nkeberhasilan tentu harus mengalami beberapa proses.


KUPU-KUPU CANTIK 
Berasal dari telor – ulat- kepompong- bayi kupu-kupu- kupu-kupu cantik dengan warna sayap yang indah, bisa terbang kesana kemari mengisap sari. Sehingga warga manusiapun kagum menyaksikan keindahan warna sayapnya, tak jarang warga manusia mempelajari hidupnya,dengan mengamati, menjepret dengan camera karena kagumnya. Tanpa sadar ciptaan tuhan saling mengagumi ciptaan Tuhan yang lainnya.
Wah…….. pokoknya bila kita hayati hidup inipun berproses dan saling bersinergi dengan alam raya.

Pohon Beringin
Kekagumanku kepada Pohon Beringin yang amat besar, banyak orang bisa berteduh di bawahnya baik pada saat hujan maupun panas teriknya Matahari……………. Banyak yang berteduh di sana, burung-burung, ular, dan sarwa gumatap-gumitif menikmati semilir angin di sekitarnya.
Teringat waktu mengikuti Upacara “Ngangget Don Bingin”
Lama ku duduk di bawah pohon beringin pada saat mengikuti Upacara ngangget “Don Bingin” dalam rangkaian Upacara Nyekah. Pada saat asyik menunggu waktu persembahyangan tiba-tiba di atas bokoran jatuh satu biji buah Bingin(Beringin).
Ku ambil biji itu ….. Ku bolak-balikantara jari telunjuk dan Ibu jari, oh…… kecil sekali sambil tanganku memegang kepala. Kok bisa ya tumbuh menjadi tumbuh menjadi sangat besar….. ohhh ……ohhh….. terheran-heran

Mejejahitan di Pesraman Widya Dharma Sanur Kaja-Denpasar Selatan

Senin, 11 Juli 2011

Latar Belakang Nama SUTENGSU

Mengapa memilih nama Sutengsu untuk Blog ini
Awal mulanya adalah Impian dari Bapak Nyoman Mahatma ayahandaku: ingin sekali kalau punya kumpi perempuan di beri nama SUTENGSU namun apa yang terjadi kumpinya ternyata lahir laki-laki. Nah untuk mengobati rasa kecewanya maka saya selaku anak pertamanya mengambil nama SUTENGSU untuk nama BLOG saya ini............ hemmmmmmmmmmm kenapa karena telinga saya setiap saat berkunjung ke Rumah Bapak waduhhhhhhh selalu menyebut nama SUTENGSU..... katanya bagus ............. nama  lain dari Candra/ Bulan....... bapak senang sekali menyebut kata itu........tolong ya cucu-cucuku kalau punya anak perempuan beri nama SUTENGSU .........katanya................. ha.....ha mudah-mudahan impiannya terwujud.




Bapak Nyoman Mahatma


Lingkungan  rumah tinggal Pak Mahatma

Jumat, 24 Juni 2011

Si Kodok Gembul dan Si Lebah Madu


         Kot……krokot…krokot…krokokot……kung begitu seterusnya saling bersahut-sahutan meloncat, terjun, berenang sesuka hati, bergelayutan Si Kodok bulet, cebol bin gembul itu( yang akrab dipanggil pak Gembul dan istrinya adalah Bu Gembul) bersama keluarganya, pada batang bunga tunjung warna-warni yang tumbuh di telaga Madu di Taman Angsoka tempat pencari damai……
Terdengar santer suara Kung…tatkala bumi mulai redup, pertanda apa ya? begitu pak Gembul bertanya pada anak-anaknya……keeeeeeeeeeeeeek (serentak anak-anaknya menimpali) Ibu gembulpun datang ikut nimbrung disamping grombolan anak-anaknya sambil membantu anak-anaknya menjawab pertanyaan bapaknya: pertanda hujan……hujan toh begitu ia menjawab dengan gaya yang lucu memecah keheningan tatkala anaknya sedih melihat bumi mulai mendung. Salah satu dari anaknya yang paling bontot angkat bicara: “Ayah…… a..a.ku takut  ……yah. Sementara itu kakak-kakaknya tertawa geli , kek…..kek…..kung….kek…kek….kung wow……..adikku tercinta ini bagus………ini bagus, Si bungsu melompat ke punggung ibunya menghindar……dari……..kakak-kakaknya……yang……..sudah…..mentertawakannya. Krokokot……krokot……krokot……krokokot……kung, begitu bapak ibunya menghibur dan menjelaskan dengan kasihnya: hai anakku hujan turun bagi kita bangsa kodok adalah kedamaian………itu pertanda akan banyak air tempat kita berenang ….dan pastinya akan banyak makanan……….Tenang ya anakku kakak-kakakmu pasti membantumu ok.!..........seraya menyahut dengan suara kecil iii…..ya pak. kek…..kek….. kung …. kek…kek….kung. sssstt sudahlah cukup…..dulu……mentertawakan……adikmu……mari….kita bersenang-senang lagi. Krokokot……krokot………krokot………krokokot……kung keek.
Kot…krokot…krokot……krokokot…kung keek begitulah nyanyian khas keluarga Pak Gembul.
Pada saat anak-anaknya mulai satu persatu menghentikan nyanyiannya si Gembul mulai merenungi hidupnya bersama istrinya: “Bu akankah telaga madu ini tetap disini dan seperti ini selalu dilimpahi air dan makanan? Entahlah Pak…….jawab Bu Gembul…….mendesah. Baik……ach…..mari kita tidur selama rumpun tunjung ini masih rimbun disini  pasti kita bisa hidup toh ( begitulah si Gembul yang terlena  dan merasa ada pada zona nyaman dan tak pernah tahu kemajuan jaman , segalanya pasti bisa berubah ) jangan dipikirkan …………agar besok pagi kita bersenang-senang lagi bersama anak-anak ya bu. “Baiklah Pak”.
Di sisi lain ada bangsa Lebah, Tawon, Kupu-kupu telah membangun jaringan dengan pengaturan yang rapi datang berduyun-duyun memanfaatkan peluang yang ada di Telaga Madu, yang diketahuinya bukan melalui berita TV, Radio, Internet ataupun surat kabar, melainkan dari gemuruhnya nyanyian kodok dan semerbak bau bunga-bunga Tunjung  berwarna-warni yang sedang bermekaran pastinya.
Ratu dan Raja Lebah kini sudah mengerahkan bala-balanya untuk turun dan melebarkan jaringannya untuk dapat memproduksi madu yang banyak. Suatu saat sebelum turun ke wilayah penuh bunga-bunga harum, terdengar suara lantangnya Raja dan Ratu Lebah memimpin dengan motivasinya: “Wahai ……..bala-balaku tetaplah melangkahlah pasti, tetaplah pada tujuan awalmu adalah…I..M…..P…..I….A….N…bagaimana?.......jelas? …seraya semuanya menyahut dengan mantap …j…e…l…a…s!.   “Good and jangan kau gentar sama Tawon, Tawon kuning maupun Kupu-kupu yang hanya bisa mempercantik sayapnya saja…..betapapun cantiknya mereka tetaplah pada tujuan awal ….apa?  Semua menjawab: I ……M….P….I….A….N …    paduka.   Good…….good…..let’s go now…..
Nah ……tahukah pembaca apa yang terjadi, berkat persiapan yang matang, dan kondisi yang fit dari asupan madu murni hasil produksinya mereka memang membawa hasil yang bagus pada saat kembali ke sarangnya. Ratu dan Raja Lebah mangut-manggut damai kegirangan seraya berkata……oh…..good….very good. Excellent. Ratu dan Raja Lebah kini tidak usah bekerja keras lagi karena sistemnya sudah kuat, anak, cucu, cicit saudara-saudarinya sudah semuanya membangun usaha ini dengan baik dan konsisten karena semuanya mau seperti Raja dan Ratu lebah pemimpinnya itu. Oh…..nampaknya semua ingin pensiun muda, tak ingin menunggu masa pensiun lebih lama dan terikat dengan segala peraturan-peraturannya..
Lebah dewasa nan cantik………..terbang kesana kemari sedikit nyantai bergumam pada temannya, wahai teman tampaknya aku harus memilih harus bekerja keras dulu dech, dimasa mudaku ini, why…..kenapa? …….ich gaya banget……bahasamu teman………ya iyalah………. Secara gitu loh, hari gini mau maju kok hanya satu bahasa …… tingkatkan selalu dong step by step ha…ha sambil bercanda sembari berguman…..punya impian kuat tapi satu bahasa. Habis …..itu si teman terbang dengan lucunya di depan si cantik……….bagaimana dooong pertanyaanku bisa dijawab tidak?  Oh……of course ……ha….ha begitu….baru benar…..terus…terus…pakai bahasa moderenmu ya…..niscaya kamu semakin maju cantik. Yach……kapan aku jawab pertanyaanmu teman, baiklah teman…..tahukah kamu hatiku sedih melihat di luaran sana…..masak sudah pensiun……..oh masih cari-cari kerjaan ….. tidak ada waktu bersenang-senang, jarang bisa bertemu dengan cucunya. Wah jauh sekali mikirnya…..pikir aja apa yang terjadi sekarang, please dech. Oh…teman, pemikiranmu itu…  mirip sekali dengan teman-teman penjaga kolam itu. .  Siapa….seperti siapa…..ach sahut si teman menggerutu se…..se…seperti yang………………………………………………….. krokokot…krokot…krokot……krokokot…kung itu loh, sambil terbang dengan lincahnya. Oh si  bangsa kodok rupanya, kenapa memangnya mereka….. cantik? Mereka itu hanya hidup untuk makan, kalau sudah kenyang…..puas, walaupun makannya seadanya, iya kan? Mereka terlena dalam zona nyaman, dan konsisten di satu tempat. Lain bangsa kita (melengos dengan bangganya ), makan adalah  untuk hidup, bangsa yang… pintar, cerdas dan kuat pula, makanannya saja sari madu bunga-bunga harum, bisa memproduksi madu dan dapat menyenangkan bangsa manusia pula toh? Tiada hari tanpa inovasi, selalu hinggap di tempat yang indah, tidak hanya tunjung, bunga kasturi, melati …..sampai Sandat(Kenanga)
Si teman memandangi temannya selain lincah, cantik, cerdas pula  dan sudah bisa memikirkan masa depan……..oh betapa beruntungnya ya yang menjadi keluarganya. Ternyata benar semua ada waktunya . Makanya pada waktu belajar pergunakanlah dengan baik agar kelak bisa bebas waktu  dan bebas segalanya. Ya Tuhan Maha Agung Engkaulah penyebab segala yang ada di Dunia ini, terimakasih atas karuniaMU ( Penulis Cerita Ibu Sukeni
Ini cerita pertama yang ku tulis (mohon petunjuk) Sang Pembaca budiman.Selamat membacaaaaaaaaaaaaaa.


saat Ibu Sukeni menceritakan kembali cerita dalam Lomba dan kalah. Tapi tak ingin kecewa mau belajar lagi menulis cerita tunggu ya tulisan berikutnya.

Jangan lupa komentarnya ............ Terimakasih.



Sekilas tentang cucuku

I Wayan Sandhi Prajnana Sunu Rishi Oka, begitu diberi nama semenjak lahir, kehadirannya di muka Bumi ini ditunggu-tunggu selama 3 Tahun. Lahir pada tanggal 21 Oktober 2010 dan kini sudah berumur 8 bulan.


Kini Ia sudah bisa mengikuti gerak-gerik orang yang dekat padanya. Saya sangat bangga bisa ada waktu dekat dengan Sandhi, sangat menghibur ke sederhanaan hidupku. dekat dengannya kesederhanaan menjadi sangat mewah...
Sandi bersama Ninik
 Coba perhatikan gayanya kalau tertawa..........ha....ha.......... betapa iklasnya tawanya,,,,,,waduh pokoknya bikin geregetan....geregetan.
Ini Ayah(Eka Rishi Oka), Ibunya( Putu Rika Agtalvini) sedang mendoa unyuk kerahayuan putrany Sanhi pada saat berusia 42 hari
Sandi disayang Ninik

Menariknya Hidupku

Sutengsu adalah Ni Bali yang menjalani hidup dengan sederhana.
Walau sederhana hidupnya Ia merasa itu sangat mewah karena apa yang dilakukannya orang lain belum bisa melakukan. Tak pernah merasa risau akan jabatan, pangkat, dan sejenisnya, kata temen-temen sih itu bodoh maaf tak mampu menyusun kata menjadi Ilmiah karena ini apa adanya.......
Bunga adalah junjungan hatinya yang mampu mewakili perasaannya kepada kesucian, kepada Sang Pencipta.
Sutengsu bangga menikmati warna-warni bunga, tumbuh-tumbuhan aneka jenis, desir angin,gemercik air, megahnya laut biru, tinginya gunung yang menjulang. .....ach sangat mengesankan......itu sih tidak cukup tanpa memiliki kemampuan yang mampu menghasilkan sesui kebutuhan hidup keluarga........kalau untuk sendiri sih keren. Cita-cita atau keinginan sih mau membantu setiap orang yang memerlukan bantuan. Ada yang bisa bantu Sutengsu mewujudkan cita-citanya?
Banyak yang kasi saran....nikmati aja semilirnya anginnnnnnnnnnnnnnn......ach......... tapi tdk apa yang penting kan mampu mengatasi setiap keinginan. Oh ceritanya berlanjut aja nanti sekarang  Cucu  Sunu mau ikut mengetik.....Och.......sampai jumpa......



,