Ida Bagus Putu Telaga begitulah biasa disebut oleh penggemarnya yang membanggakan ke piawaiannya dalam berkesenian, Seni yang digelutinya adalah Seni Tari, Seni Suara baik dalam seni pearjaan, Seni Janger maupun dalam bidang Geguritan. Waduh sayang sekali pada Jaman dahulu tidak ada yang suka mengabadikan hal tersebut, syukur bisa ketemu satu foto ini; Konon khabarnya Beliau berusia sampai 100 Tahun lebih. Saya sadar punya Ratu Kumpiang setelah sekitar kelas 4 SD karena pada waktu itu saya sering dimintai tolong untuk mengambil mengkudu yang jatuh dari pohonnya. Beliau seneng ngajeng mengkudu yang sudah mateng katanya enak padahal kalau dicium baunya tidak enak. Katanya nanti kalau dapat mengkudunya akan diajari "mesatua" karena saya suka sekali mendengarkan Beliau mesatua saya lari mencarikan mengkudu itu.
Mesatua biasanya dilakukan setelah makan malam jadi sang pendengar keburu mengantuk jadi tertidur di kakinya. Keesokan harinya ditanya Geg sampai dimana satuenya kemaren ha....ha lupa .....datang dari Sekolah di ulang lagi ga boleh siang-siang mesatue nanti Nasi Dedarinya gosong alias hangus waduh alamat harus nunggu habis makan malam lagi ....... itulah konskwensinya yang harus di terima
maunya sih direruskan cerita ini apaboleh buat kini sayapun mengantuk
inipun cerita jadinya tak beralur
dasar kumpinya sastrawan
dari:
Ratu Kumpiang
Pekak I Wayan Danu (anak pertamanya)
I Nyoman Mahatma ( Cucu laki-laki tunggalnya )
Ni Wayan Sukeni / I Jegeg(Kumpi perempuan tunggalnya)
Kumpinya |
Ya ampun ngelantur maaf ya pembaca kalau ada waktu ku edit lagi selamat membaca