Apa yang dimaksud dengan Sekar Alit?
kelompok Sekar Alit, yang biasa disebut tembang macapat, gaguritan ataupupuh, terikat oleh hukum Padalingsa yang terdiri dari guru wilang dan guru dingdong. Guru wilang adalah ketentuan yang mengikat jumlah baris pada setiap satu macam pupuh (lagu) serta banyaknya bilangan suku kata pada setiap barisnya. Bila terjadi pelanggaran atas guru wilang ini maka kesalahan ini disebutelung. Selanjutnya guru dingdong adalah uger-uger yang mengatur jatuhnya huruf vokal pada tiap-tiap akhir suku kata. Pelanggaran atas guru dingdong ini disebutngandang. Tentang istilah macapat yang dipakai untuk menyebut jenis tembang ini adalah sebuah istilah dari bahasa Jawa. Kelompok tembang ini disebut tembang macapat karena pada umumnya dibaca dengan sistem membaca empat-empat suku kata (ketukan).
Adapun jenis-jenis tembang macapat (pupuh) yang terdapat di Bali dan yang masih digemari oleh masyarakat, di antaranya adalah:
NO
|
NAMA PUPUH
|
BANYAK
BARIS
|
BANYAKNYA SUKU KATA DALAM BARIS
| ||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
| ||||
1
|
MIJIL
|
7
|
4u
|
6i
|
6a
|
10e
|
10i
|
61
|
6u
| ||||||
2
|
PUCUNG
|
6
|
4u
|
8u
|
6a
|
8i
|
4u
|
8a
| |||||||
3
|
MASKUMAMBANG
|
5
|
4u
|
8i
|
6a
|
8i
|
8a
| ||||||||
4
|
GINADA
|
7
|
8a
|
8i
|
8a
|
8u
|
8a
|
8i
|
8a
| ||||||
5
|
GINANTI
|
6
|
8u
|
8i
|
8a
|
8i
|
8a
|
8i
| |||||||
6
|
SEMARANDHANA
|
7
|
8i
|
8a
|
8e
|
8a
|
8a
|
8u
|
8a
| ||||||
7
|
DURMA
|
7
|
12a
|
7i
|
6a
|
7a
|
8i
|
5a
|
7i
| ||||||
8
|
PANGKUR
|
7
|
8a
|
10i
|
8u
|
8a
|
12u
|
8a
|
8i
| ||||||
9
|
SINOM
|
10
|
8a
|
8i
|
8a
|
8i
|
8i
|
8u
|
8a
|
8i
|
4u
|
8a
| |||
10
|
DANG-DANG
|
12
|
10i
|
4a
|
6a
|
8e
|
8u
|
8i
|
8a
|
8u
|
8a
|
4a
|
8i
|
8a
| |
Sekar Macepat :
Sekar Macepat kalau di Bali merupakan gending (lagu) yang sangat popular. Selain di pergunakan sebagai alat komunikasi atau ekspresi, juga untuk membentuk suatu geguritan (karya sastra yang berwujud ceritra serta berbentuk puisi).Pada geguritan tersebut, terdiri dari bermacam-macam pupuh yang dengan sendirinya mengandung aneka ragam sifat.
Beberapa contoh pupuh dengan sifat-sifatnya :
1.Pupuh Mijil :
Untuk melahirkan perasaan. Kata “Mijil” berarti lahir. Maka cocoklah bila dipergunakan untuk melahirkan suatu perasaan. Lain dari pada itu, juga untuk menguraikan suatu nasehat, serta dapat pula diubah atau digubah untuk melukiskan seseorang dimabuk asmara.
2.Pupuh pucung :
Untuk menguraikan suatu ceritera dongeng (mytologi). Maka cocoklah untuk menyampaikan suatu kisah (ceritra) yang mengandung falsaah agama. Karena sifat serta wataknya kendur, maka tidaklah cocok untuk dipakai melukiskan hal-hal atau perasaan yang bersifat semangat.
3.Pupuh Kumambang :
Kumambang juga lazim disebut Maskumambang. Wataknya sedih, merana. Patut untuk melukiskan rasa sedih serta hati yang merana. Kumambang kata dasarnya (lingga basa) “kambang” yang berarti menerawang.
4.Pupuh Ginada :
Melukiskan hati kecewa. Ginada asal katanya (lingga basa) “gada” mendapat inpix “in” menjadi “ginada” yang berarti terpukul dan akhirnya tertimpa oleh kekecewaan yang dalam.
5.Pupuh Ginanti :
Wataknya mencerminkan rasa kasih saying atau rasa cinta. Bermanfaat juga untuk menguraikan suatu filsafat, atau ceritra yang bernuansa asmara, atau situasi di mabuk cinta.
6.Pupuh Semarandana :
Semarandana ada pula orang menyebutkan Semaradahana atau Asmaradahana (api asmara) atau Semaranala. Maka sangat cocok untuk melukiskan hati dalam keadaan mabuk asmara.
7.Pupuh Sinom :
Wataknya ramah tamah, sedap atau nyaman. Kata “Sinom” adalah singkatan dari “Sinuam” yang artinya “pucuk” (Bahasa Bali = ke dapan ) yakni daun yang masih sangat muda tumbuh-tumbuh
an, yang sedap dipandang mata, serta enak bila dinikmati setelah dijadikan sayur. Pupuh ini cocok bila dipakai menyampaikan suatu amanat, nasihat atau percakapan secara bersahabat atau bersifat kekeluargaan.
8.Pupuh Durma :
Wataknya keras, beringas, sadis, marah atau berang. Patutlah bila dipakai melukiskan perasaan keras, beringas, kejam atau sadis. Pupuh Durma pada umumnya dipakai melukiskan situasi peperangan atau kekacauan.
9.Pupuh Pangkur :
Wataknya perasaan hati memuncak. Cocok untuk melukiskan cerita yang mengandung maksud kesungguhan. Jika itu berupa petuah atau nasihat, isinya bersungguh-sungguh. Apabila seseorang terkena asmara, lukisan hatinya memuncak.
10.Pupuh Dandang Gula :
Wataknya halus, luwes atau lemas. Oleh karena itu biasa dilukiskan untuk berkasih-kasihan, atau dipakai menyudahi atau menutup suatu cerita.
Contoh Pupuh sinom
Pupuh sinom ini adalah sekar alit yang berisi pesan atau nasehat orang tua terhadap anaknya
Dabdabang
Dewa dabdabang, bersiap dan besrsiaplah
Mumpung
dewa kari alit, semasih anaku masih kecil
Melajah
ningkahang awak, belajarlah bersikap
Dharma
patute gugonin, kebenaran dipakai pedoman
Ede
mokak iri hati, Jangan mencibir dan iri hati
Duleg
kapin anak lacur, benci dengan orang miskin
Ede
sombong kapin awak, jangan menyombongkan diri.
lagute
kaucap ririh, baru dibilang pintar
ede
sumbung, jangan sombong
manyumbungan
awak bisa. Menyombongkan diri pintar
Ini baru sempat mengenal sekar alit dan kelompoknya saja nanti kalau ada waktu ingin rasanya menambahkan contoh beberapa pupuhnya
BalasHapus