Rabu, 27 November 2013

Ritual Keagamaan Hindu yang dilakukan oleh kebanyakan Krama Subak di Bali

Upacara keagamaan yang dilakukan oleh anggota Subak pada garis besarnya dapat dibagi dua yaitu upacara yang dilakukan secara perseorangan dan upacara yang dilakukan oleh kelompok (tempek atau Subak).
Upacara keagamaan yang silakukan oleh para petani secara perseorangan adalah :
  1. Ngendagin, mulai melakukan pencangkulan pertama
  2. Ngawiwit, dilaksanakan pada waktu petani menabur benih di pembibitan.
  3. Mamula/ nandur, dilaksanakan pada saat menanam.
  4. Neduh dilakukan pada saat padi berumur satu bulan dengan harapan agar padi tidak diserang hama penyakit.
  5. Biyukukung, dilakukan pada saat padi bunting.
  6. Nyangket/ ngusaba, dilakukan pada saat menjelang panen.
  7. Mantenin, dilakukan pada saat padi disimpan di lumbung atau tempat lainnya sebelum padi diolah menjadi beras untuk pertama kalinya.
Pada tingkat tempek upacara yang dilakukan antara lain:
  1. Upacara mapag toya, dilakukan didekat bendungan menjelang pengolahan tanah.
  2. Upacara Nyaeb/ Mecaru, dilakukan agar padi tidak diserang hama penyakit.
  3. Upacara ngusaba, dilakukan menjelang panen.
Adapun upacara/ kegiatan lain yang harus juga dilakukan opeh para petani adalah berupa:
  1. Nyepi di sawah, sebagai simbolis pembersihan buana agung dan buana alit yang nantinya akan menghasilkan keseimbangan di dalam kehidupan manusia.
  2. Nangluk Merana, merupakan suatu ritual dalam rangka menolak hama yang ada di sawah dengan melaksanakan suatu upacara yang berkaitan dengan pura yang mempunyai hubungan dengan penguasa hama.

Numbeg


Mewinih


Nengala


Bulih


Memula


Tidak ada komentar:

Posting Komentar